Nature

 Maafkan aku, Atas semua yang telah aku lakukan, Jangan lupakan aku, Bahwa aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku, Tapi aku tau, kau akan melupakan nya, Aku akan menerima itu, Kalau kau dan aku tak lagi bersama, Mulailah hidup barumu, Dengan orang yang benar benar mencitai dirimu, 

 Hari itu aku bangun kesiangan, Aku mendengar kakak ku menangis, Entah kenapa, Beliau mendiamkan keluarga, Aku tak tau apa masalahnya,  Aku tak tau apa yang mereka pikirkan, Malam ini, malah ibuku yang di marahi, Oleh bapak ku, Kenapa anak selalu egois, Tidak memikirkan orang tuanya, Sering kali sakit hati,  Tapi tak pernah merasa mereka menyakiti, Aku pun begitu, Selalu menyakiti ibuku,  Maaf ibu, selalu menyakitimu, Maaf Bu, maaf , 

 Siang itu, tanggal 3 Syawal, Panas terik menyinari bumi, Kunyalakan kipas angin ku, Sejuk,tak terasa aku pun terlelap, Aku mulai bermimpi, Berjalan bersama dia, Duduk di restoran, Makan bersama, Senang rasa nya,  Walau hanya mimpi semata, Tapi tiba-tiba ponselnya berdering, Dia menjawabnya, Hallo sayang, Wahh seketika aku bangun dari tidurku, Terbya aku belum benar² rela melepasnya, Hati ini terlanjur terikat padanya,

 Semakin hari semakin menjauh, Yang tadinya tiada bisa lepas, Sekarang tanpa ada kabar, Entahlah, mungkin ini untuk menjaga hati,

 Mungkin dulu hubungan ini tersa beban bagimu Tidak hanya bangimu, bagiku pun sama saja, Tapi toh kita tetap jalani itu, dan terus  bertahan  Tapi, hmm sudahlah, Intinya aku masih suka dirimu, Dan masih menunggu mu untuk kembali, 

  Kemarin aku chatting dia, Kubilang kangen kepadanya, Katanya, awas nanti suka lagi pada adinda, Kujawab, memang masih suka pada adinda ,